Senin, 04 Juli 2011

Catatan Perjalanan Tanpa Arah

Eksotisme Mt. Ungaran (Sorry, gambar dari internet)
Ungaran, sebuah kota kecil dikabupaten Semarang memiliki sebuah gunung yang tidak terlalu tinggi, hanya 2050 m di atas permukaan laut. Gunung Ungaran, yup itulah masyarakat sekitar sering menyebutnya. Gunung yang tidak terlalu tinggi namun menyimpan banyak sekali keindahan disetiap jengkalnya. Menurut catatan-catatan sejarah, nama-nama lain gunung ini adalah Karundungan (Prasasti Kuti), Karurungan/Karungrangan (Tantu Panggelaran), Karungrungan (Perjalanan Bujangga Manik, Serat Aji Saka, Serat Kanda), Kroenroengan (Domis, 1825), dan Ngroengroengan (Bleeker 1850, Friederich 1870). Gunung yang konon katanya menurut mitos masyarakat setempat, di lereng gunung di antara jajaran candi-candi terdapat kawah berbau belerang yang merupakan makam Dasamuka. Konon Dasamuka yang suka mabuk dikubur di kawah ini oleh Hanoman . Hanoman sendiri kemudian berdiam di Gunung Telomoyo mengawasi Dasamuka jika sewaktu-waktu bangkit. Dasamuka bisa bangkit jika ia mencium bau minuman keras, hingga masyarakat setempat (dulu) tidak berani minum minuman keras di areal Candi Gedong Songo. so, jangan coba-coba klo ga mau ketemu  yang namanya Dasamuka!!! hehehe . . .

Penulis
kok cerita sejarah mas??oh iya maaf, seruput dulu kopinya kawan. Kita kembali lagi perjalanan pendakian selama 2 hari 1 malam yang penuh rasa nano-nano nan menggairahkan penuh sensasi, bertebar aroma-aroma pelajaran sedemian indah nan aduhai (sedikit alay bos, ndak apalah lg belajar ngetik. .hehe).  Izinkan saya menyebutkan beberapa nama yang menyempurnakan skema perjalanan ini. yang pertama adalah saya sendiri, Rizki Agung Pambudi atau akrab dipanggil Rizki atau Naun atau Mas Agung Atau Budi atau Kiki Atau apa ajalah terserah kalian,hehe. singkat cerita, begitulah orang tua saya tercinta memberikan nama penuh makna ini. Seorang lelaki tampan, pintar, kuat, rajin dan sangat bisa diandalkan. Upss maaf, deskripsi barusan bukan deskripsi tentang diri saya, hehehe. oke kembali lagi, saya adalah seorang mahasiswa bodoh tingkat akhir yang hanya ingin selalu belajar dan kebetulan sedang belajar di salah satu perguruan tinggi negeri di kota Bogor (nah bagian bodoh itu baru deskripsi diri saya,hehe). yang kedua adalah Putut, seorang calon bos (kita doakan bersama. .amin) disebuah pabrik rokok di kota Kudus. dan terakhir adalah Chafidh Thelittlemozart, begitulah dia menyebutnya di sebuah situs jejaring sosial. ceritanya ini orang adalah the next mozart,hehehe. dia adalah seorang akuntan yang sangat ahli dibidangnya dan insyaallah bersih dari tindakan korupsi (amin) yang sering dilakukan oleh beberapa oknum pejabat Indonesia (upsss keceplosan). itulah nama-nama personil dalam perjalanan tanpa arah ini (momentum reunian bos. .hihihi).

semoga masih menyimak, terngiang jelas dalam benak perjalanan tanpa arah mendaki gunung Ungaran bersama kawan-kawan yang tinginya 2050 mdpl (tidak terlalu tinggi sih, tapi  cukup membuat kami ngos-ngosan dan banyak sekali mendapat pelajaran dari perjalanan tersebut), hehehe. Masih dalam rangka mengenang kisah klasik dan mulai asik meski perasaan ini terbalik-balik, setelah melakukan segala bentuk persiapan dan membekali diri dengan persenjataan yang terbilang ala kadarnya (mau perang mas??) kaki kami pun siap diberangkatkan. dengan menumpang mobil butut milik kantor dimana tempat kakak saya bekerja hingga akhirnya kurang lebih pukul 19.00 WIB kami sampai kesebuah pasar didaerah Bandungan kabupaten Semarang. Pasar Jimbaran, dari situlah awal perjalanan kami pun dimulai.

bersambung dulu ceritanya kawan (kantuk pun tak sudah tak kuasa ditahan) . . .

sebelum pamit izinkan saya berpuisi sedikit (tapi hanya kutipan sih, maklum masih newbie labil nih. . .hehe) 

mengembara

Kami hanya lelaki biasa
Yang mijak-kan kaki-kakinya di puncak-puncak gunung tinggi,
Menembus kegelapan bumi,
rasakan dinginnya malam

Cumbui kerasnya tebing
Selimuti diri dengan halimun 
Di rimba putih……..
semakin dekat dengan ilahi

ohh..kami merasa lelaki pilihan
diantara jutaan ambisi dan jutaan tipu daya
semakin dekat, kejujuran dan kesederhaan.
'makin dekat kesempurnaan itu..

Sumber Puisi : Ay (dari milis alumni smun 21)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar